TIRUS DAN CARA MEMBUBUT TIRUS
Jika kedua ujung suatu benda silindris
mempunyai ukuran yang berbeda, maka bentuk benda tersebut tirus.Pada alat-alat
atau bagian dari suatu mesin banyak yang berbentuk tirus, misalnya tangkai bor,
tangkai rimer, lubang paksi mesin bubut, lubang paksi mesin bor dan
lain-lain.Bentuk tirus ini besar gunanya pada suatu keperluan, di samping
sebagai suatu variasi. Misalnya tirus yang terdapat pada tangkai bor; dengan
ketirusannya itu bor akan mengunci sendiri pada lubang paksi mesin bor tanpa
diikat dengan suatu pengikat. Senter kepala lepas atau senter kepala tetap
masuk ke dalam paksinya tanpa diikat atau dikunci dengan alat apapun.
Tirus itu banyak macamnya. Tidak semua alat yang bentuknya
tirus mempunyai ketirusan yang sama. Masing-masing mesin mempunyai standard
ketirusan yang sudah ditentukan; Misalnya tirus Morse yang terdapat pada
alat-alat atau mesin bor dan mesin bubut mempunyai ketirusan 0,625" tiap
kaki. Tirus Brown and Sharpe yang terdapat pada alat-alat dan mesin fris
mempunyai ketirusan 0,5" tiap kaki. Tirus Jarno mempunyai ketirusan
0,6" tiap kaki dan terdapat pula pada perlengkapan mesin bubut dan mesin
bor.
Sebagian besar alat yang
bentuknya tirus dibuat pada mesin bubut. Pada mesin bubut dapat membuat benda kerja
yang berbentuk tirus dengan tiga cara, yaitu dengan menggeserkan kepala lepas,
menggeserkan eretan atas dan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment
) yang terdapat pada eretan lintang mesin bubut.
Cara
membubut Tirus Dengan Menggeserkan Kepala Lepas
Seperti telah diuraikan pada
pasal terdahulu, bahwa kepala lepas itu terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan
badan. Kedua bagian ini diikat oleh dua atau tiga baut pengikat dan dapat
digeser kedudukannya dengan mengeraskan salah satu baut yang letaknya di bagian
sisi kepala lepas (Gb. 4.1) Pada bagian belakang kepala lepas terdapat satu
garis lurus; garis ini merupakan pedoman dalam menentukan kedudukan kedua
bagian tersebut. Jika garis itu menunjukkan satu garis lurus, berarti kedudukan
senter kepala lepas akan segaris dengan senter kepala tetap. Pada kedudukan
yang demikian, apabila kita membubut suatu benda hasilnya akan lurus ( tidak
tirus). Baut yang dikeraskan dalam mengubah kedudukan senter itu, berarti
menarik bagian badan kepala lepas sehingga bergeser.Jarak pergeserannya dapat
kita lihat pada jarak antara garis yang terdapat pada bagian badan dan garis
pada bagian alas. Dengan bergesernya badan kepala lepas maka kedudukan senter
itupun akan berubah terhadap senter kepala tetap. Dan perbedaan kedudukan kedua
senter inilah yang menghasilkan tirus pada benda yang dibubut.
Menghitung pergcscran kepala lepas pada cara ini kita berpedoman pada
rumus.
p= (empiris)
P =
Pergeseran kepala lepas
P =
Panjang banda kerja
D = Diameter
besar
D =
Diameter kecil
T =
Panjang tirus yang dibubut.
Badan
Garis pedoman alas
Gambar: 4 - I'.
Nama-nama bagian kepala lepas.
p
Gambar:
4 - 2; Bagian yang diarsir adalah merupakan hanyak pergeseraa kepala lepas dan selisih
antara D dan d.
Perhatikan
Gb. 4.2.Bidang ABC adalah bidang yang dibubut.DE adalah dalamnya penyayatan
pahat dan AB adalah jarak pergeseran kepala lepas.
ABC - DEF
AC : EF = AB : DE. Dalam hal ini EF disamakan dengan FD
dan sama dengan t, karena perbedaannya relatip kecil. Dengan demikian
perbandingannya menjadi.
P : p= P:
t x P = P x
Gambar:
4 - 3: "Pembuatan tims
semacam ini, pergeseran Kepala lepas hams ke arah kanan”.
Sebagai
contoh, kita lihat Gb. 4—3 ;benda tersebut berukuran D = 30 mm
d
= 22 mm, t = 100 mm dan P = 200 mm. Maka untuk
membubut benda tersebut, kepala lepas hams digeser:
Jadi pergeseran kepala lepas itu 8 mm.
Jika kita lihat bentuk tims benda tersebut, maka badan
kepala lepas harus digeser ke kanan atau menjauhi pembubut. Jarak pergeseran
itu kita ukurkan dengan mistar baja atau jangka sorong pada kedua garis yang
terdapat pada badan dan alas kepala lepas (Gambar 4—4).
Gambar:
4 — 4: "Badan kepala lepas digeser 8 mm ke arah kanan".
Tetapi cara mengukur jarak pergeseran yang demikian
masih diragukan ketepatannya, Yang l
llebih teliti ialah dengan memutar eretan lintang dan menghitung
garis-garis pengukur tebal pemakanannya (micrometer dial).
Caranya
ialah:
a. Sebelum badan
kepala lepas digeserkan, kedudukan kedua,senter itu harus segaris.
b. Pasanglah
sebatang besi segi-empat atau bulat pada rumah-rumah pahat.
c. Putarlah
eretan lintang ke kanan sehingga ujung besi tadi hampir menyentuh paksi
(spindle) kepala lepas.
d. Ambillah
sehelai kertas tipis dan tempatkan antara besi dan paksi kepala lepas.
Gambar: 4 — 5: "Jarak antara besi dan paksi kepala
lepas setebal kertas tipis”.
e. Putarlah
eretan lintang itu perlahan - lahan sambil menggerak-gerakkan kertas tadi. Jika
gerakan kertas itu sudah terasa tidak lancar ( tidak longgar dan tidak sesak),
eretan lintang jangan diputar lagi (Gambar 4 - 5).
f. Geserkan badan kepala lepas
ke kanan dengan jarak 8 mm.
g.Putarlah
eretan lintang ke kanan sambil menghitung garis-garis penunjuk ukuran
(micrometer dial). Andaikata antara kedua garis itu berukuran 0,05 mm, maka
jarak 8 mm tersebut dapat dihitung dengan mudah.
h. Jika sudah
sampai pada garis yang telah diperhitungkan, periksalah jarak antara ujung besi
dan paksi kepala lepas yang telah digeserkan tadi dengan kertas dengan cara
yang sama.Jika terlalu longgar, maka badan kepala lepas digeserkan sampai
berjarak setebal kertas.
Cara membubut
tirus dengan menggunakan pergeseran kepala lepas ini hendaknya benda kerja itu
dipasang antara dua senter.Jika salah satu ujungnya dijepit dengan cekam, maka
ujung yang lainnya tak dapat digeserkan, karena bagian yang dijepit itu tidak
berubah kedudukannya. Dengan cara ini kita dapat membubut tirus yang panjang
tetapi ketirusannya terbatas (kecil). Tetapi ketidak baikannya ialah, senter
yang menyangga benda kerja itu kedudukannya atau bentuk lubang senter itu akan
berubah karenanya; hal ini dapat diperiksa jika benda tersebut dipasang pada
mesin lain yang kedudukan kedua sentemya sepusat, maka ia akan berputar agak
goyang dan berayun.
Untuk
menghindari hal tersebut, maka kita pergunakan peluru baja yang garis tengahnya
1 5 mm yang dipasang antara lubang benda kerja dan ujung senter.Pada cara ini
ujung senter dan lubang senter sebaiknya berbentuk cekung sesuai dengan bulatan
peluru tersebut (lihat Gambar, 4-6)
Gambar: 4 — 6: "Peluru baja
terpasang antara lubang senter dan ujung senter bubut dalam pembubutan
tirus".
Cara Membubut Tirus Dengan
Menggeserkan Eretan Atas.
Pembuatan
tirus dengan menggeserkan eretan atas dapat menghasilkan besar tirus yang tak
terbatas (dari 0 sampai 90), tetapi pada jarak yang pendek karena panjang
langkahnya terbatas.Meskipun dapat juga membuat tirus pada jarak yang panjang,
tetapi caranya kurang praktis karena harus dilakukan secara bertahap.
Pergantian tahap yang satu dengan tahap yang lainnya kemungkinan besar akan
menghasilkan perubahan bentuk atau ukuran tirus jika tidak dilakukan dengan
sangat hati-hati. Kekurangan lainnya ialah dengan.cara ini kita tidak dapat
membubut tirus pada sesuatu lubang. Bilamana benda kerja itu ditahan oleh dua
senter.
Pada
cara ini eretan atas harus digeser kedudukannya dalam satuan derajat, dan
pergerakannya dilakukan oleh tangan (lihat pasal "eretan atas").
Dengan cara ini kita dapat membubut tirus luar dan tirus dalam.
Perhitungan
pergeseran eretan atas untuk menentukan besar derajat dalam penyayatan tirus
adalah berdasarkan bagian yang tersayat dalam bentuk segitiga
(
lihat Gambar: 4-7)
Gambar: 4 - 7; "Segitiga ABC - bidang sayat".
Segitiga
ABC = bidang sayat. Tangens sudut = atau
Besar
sudut ini dapat dilihat pada daftar apabila sisi-sisi a,b dan c sudah
diketahui.
Dengan
melihat Gb. 4 - 7.maka faktor-faktor tersebut di atas dapat diganti dengan:
Gambar: 4 — 8: "Eretan atas harus digeser
sebanyak tg. a = dalam kesatuan
derajat".
Contoh.:
Untuk membubut
benda yang berukuran seperti Gambar 4 -S maka eretan atas harus digeser
sebanyak:
tgα0,0687
Gtg
a
tgα
=0.0687 maka α
= ± 4˚
Jadi eretan atas
digeser sebanyak ±_4 derajat dari garis sumbu eretan lintang ke arah kanan.
Jika
membuat tirus dengan ketirusan yang besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan
dari sebelah kanan apabila benda kerja itu dipasang antara dua senter.Dalam hal
ini eretan atas akan membentur kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk
pembubutan yang demikian, makaletak eretan atas harus diputar kekiri dan
pengerjaannyapun harus dilakukan dari kiri pula. Cara lain ialah, benda kerja
itu tak dipasang antara dua senter, melainkan dijepit pada cekam dan ujung
lainnya bebas. (Gambar 4-9)
Gambar: 4—9' Untuk membubut tirus yang besar dan pendek, sebaiknya
ujung benda kerja
yang dibubut
dalam keadaan bebas.
Pahat
yang digunakan harus dipasang setinggi senter dan kedudukannya tegak lurus
terhadap eretan atas ( berarti tegak lurus terhadap tirus yang
dibubut).Langkah-langkah kerjanya ialah sebagai berikut:
a.
Gerakkan eretan atas ke belakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika
benda kerja itu panjang).
b.
Putarlah eretan lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c.
mesin dijalankan dan eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat
menyayat benda kerja. Jika penyayatan itu tebal, keraskan mur pengikat eretan
alas, agar eretan itu tidak ikut bergerak.
d.
Jika pemakanan pertama sudah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat itu.
e.
Tambahkan pemakanan pahat dengan memutar eretan lintang ke kanan. dan
selanjutnya memutar eretan atas untuk penyayatan., berikutnya.
Demikian
setcrusnya pahat itu digerakkan mundur maju sampai pada pennyayatan terakhir.
Pada
taraf penyelesaian, penyayatannya harus tipis dan diusahakan agar pemutaran
eretan atas itu jangan terhenti di tengah langkah penyayatan. Karena jika
penyayatan itu terhenti sebelum sampai pada batas yang ditentukan,maka akan
meninggalkan bekas penyayatan pada benda kerja berupa alur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar