Rabu, 23 Januari 2013


WEB SITE SMK AHMAD YANIWEB SITE SMK AHMAD YANIWEB SITE SMK AHMAD YANI



ASSALAMMUALAIKUM Wr.Wb


Tidak dapat disangka lagi bahwa blogger sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Blogger digunakan pada penerapan hal-hal sederhana hingga hal-hal yang kompleks dan rumit.Secara sederhana,blogger diterapkan oleh para pelajar dan pengusaha untuk dijadikan hal yang bermanfaat bagi kita semua.Pada permasalahan yang kompleks dan rmit ,blogger dimanfaatkan oleh para peneliti dan para teknisi dalam melaksanakan tugas sehari-hari.Bagaimana asyik bukan belajar melalui  blogger? Tentunya asyik bukan.
Kiranya isi sambutan dari kami dan semoga dapat memacu semengat belajar dan meningkatkan prestasi bagi para pemakainya.Akhir kata,Tidak ada gading yang tak retak,kritik dan saran dari para pemakai kami sambut dengan tangan terbuka demi perbaikan blogger kami ini.

Wassalammualaikum Wr.Wb



MEMBUBUT TIRUS
        Jika kedua ujung suatu benda silindris mempunyai ukuran yang berbeda, maka bentuk benda tersebut tirus. Pada alat-alat atau bagian dari suatu mesin banyak yang berbentuk tirus, misalnya tangkai bor, tangkai rimer, lubang paksi mesin bubut, lubang paksi mesin bor dan lain-lain. Bentuk tirus ini besar gunanya pada suatu keperluan, di samping sebagai suatu variasi. Misalnya tirus yang terdapat pada tangkai bor; dengan ketirusannya itu bor akan mengunci sendiri pada lubang paksi mesin bor tanpa diikat dengan suatu pengikat. Senter kepala lepas atau senter kepala tetap masuk ke dalam paksinya tanpa diikat atau dikunci dengan alat apapun.
          Tirus itu banyak macamnya. Tidak semua alat yang bentuknya tirus mempunyai ketirusan yang sama. Masing-masing mesin mempunyai standard ketirusan yang sudah ditentukan; Misalnya tirus Morse yang terdapat pada alat-alat atau mesin bor dan mesin bubut mempunyai ketirusan 0,625" tiap kaki. Tirus Brown and Sharpe yang terdapat pada alat-alat dan mesin fris mempunyai ketirusan 0,5" tiap kaki. Tirus Jarno mempunyai ketirusan 0,6" tiap kaki dan terdapat pula pada perlengkapan mesin bubut dan mesin bor.
Sebagian besar alat yang bentuknya tirus dibuat pada mesin bubut. Pada mesin bubut dapat membuat benda kerja yang berbentuk tirus dengan tiga cara, yaitu dengan menggeserkan kepala lepas, menggeserkan eretan atas dan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment ) yang terdapat pada eretan lintang mesin bubut.

Cara membubut Tirus Dengan Menggeserkan Kepala Lepas
      Seperti telah diuraikan pada pasal terdahulu, bahwa kepala lepas itu terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian ini diikat oleh dua atau tiga baut pengikat dan dapat digeser kedudukannya dengan mengeraskan salah satu baut yang letaknya di bagian sisi kepala lepas (Gb. 4.1) Pada bagian belakang kepala lepas terdapat satu garis lurus; garis ini merupakan pedoman dalam menentukan kedudukan kedua bagian tersebut. Jika garis itu menunjukkan satu garis lurus, berarti kedudukan senter kepala lepas akan segaris dengan senter kepala tetap. Pada kedudukan yang demikian, apabila kita membubut suatu benda hasilnya akan lurus ( tidak tirus). Baut yang dikeraskan dalam mengubah kedudukan senter itu, berarti menarik bagian badan kepala lepas sehingga bergeser. Jarak pergeserannya dapat kita lihat pada jarak antara garis yang terdapat pada bagian badan dan garis pada bagian alas. Dengan bergesernya badan kepala lepas maka kedudukan senter itupun akan berubah terhadap senter kepala tetap. Dan perbedaan kedudukan kedua senter inilah yang menghasilkan tirus pada benda yang dibubut.


Menghitung pergcscran kepala lepas pada cara ini kita berpedoman pada rumus.
p= (empiris)

P = Pergeseran kepala lepas
P = Panjang banda kerja
D = Diameter besar
D = Diameter kecil
T = Panjang tirus yang dibubut.
Description: kepala lepas



                                                                        Badan



       Garis pedoman alas

                                             

                                                       

Gambar: 4 - I'.  Nama-nama bagian kepala lepas.
                                                p
Description: KEPALA LEPAS BAGIAN ATAS


Gambar: 4 - 2; Bagian yang diarsir adalah merupakan hanyak pergeseraa kepala lepas dan selisih antara D dan d.
Perhatikan Gb. 4.2. Bidang ABC adalah bidang yang dibubut. DE adalah dalamnya penyayatan pahat dan AB adalah jarak pergeseran kepala lepas.
ABC - DEF
AC : EF = AB : DE. Dalam hal ini EF disamakan dengan FD dan sama dengan t, karena perbedaannya relatip kecil. Dengan demikian perbandingannya menjadi.
P : p= P:
t x P = P x




Gambar: 4 - 3: "Pembuatan tims semacam ini, pergeseran Kepala lepas hams ke arah kanan”.
Sebagai contoh, kita lihat Gb. 4—3 ;benda tersebut berukuran D = 30 mm
d = 22 mm, t = 100 mm dan P = 200 mm. Maka untuk membubut benda tersebut, kepala lepas hams digeser:
Description: Untitled-Scanned-02


Jadi pergeseran kepala lepas itu 8 mm.
Jika kita lihat bentuk tims benda tersebut, maka badan kepala lepas harus digeser ke kanan atau menjauhi pembubut. Jarak pergeseran itu kita ukurkan dengan mistar baja atau jangka sorong pada kedua garis yang terdapat pada badan dan alas kepala lepas (Gambar  4—4).






Gambar: 4 — 4: "Badan kepala lepas digeser 8 mm ke arah kanan".
Tetapi cara mengukur jarak pergeseran yang demikian masih diragukan ketepatannya, Yang l   llebih teliti ialah dengan memutar eretan lintang dan menghitung garis-garis pengukur tebal pemakanannya (micrometer dial).
Caranya ialah:
a. Sebelum badan kepala lepas digeserkan, kedudukan kedua,senter itu harus segaris.
b. Pasanglah sebatang besi segi-empat atau bulat pada rumah-rumah pahat.
c. Putarlah eretan lintang ke kanan sehingga ujung besi tadi hampir menyentuh paksi (spindle) kepala lepas.
d. Ambillah sehelai kertas tipis dan tempatkan antara besi dan paksi kepala lepas.
















            Gambar: 4 — 5:  "Jarak antara besi dan paksi kepala lepas setebal kertas tipis”.


e. Putarlah eretan lintang itu perlahan - lahan sambil menggerak-gerakkan kertas tadi. Jika gerakan kertas itu sudah terasa tidak lancar ( tidak longgar dan tidak sesak), eretan lintang jangan diputar lagi (Gambar 4 - 5).
f. Geserkan badan kepala lepas ke kanan dengan jarak 8 mm.
g.Putarlah eretan lintang ke kanan sambil menghitung garis-garis penunjuk ukuran (micrometer dial). Andaikata antara kedua garis itu berukuran 0,05 mm, maka jarak 8 mm tersebut dapat dihitung dengan mudah.
h. Jika sudah sampai pada garis yang telah diperhitungkan, periksalah jarak antara ujung besi dan paksi kepala lepas yang telah digeserkan tadi dengan kertas dengan cara yang sama.Jika terlalu longgar, maka badan kepala lepas digeserkan sampai berjarak setebal kertas.
Cara membubut tirus dengan menggunakan pergeseran kepala lepas ini hendaknya benda kerja itu dipasang antara dua senter. Jika salah satu ujungnya dijepit dengan cekam, maka ujung yang lainnya tak dapat digeserkan, karena bagian yang dijepit itu tidak berubah kedudukannya. Dengan cara ini kita dapat membubut tirus yang panjang tetapi ketirusannya terbatas (kecil). Tetapi ketidak baikannya ialah, senter yang menyangga benda kerja itu kedudukannya atau bentuk lubang senter itu akan berubah karenanya; hal ini dapat diperiksa jika benda tersebut dipasang pada mesin lain yang kedudukan kedua sentemya sepusat, maka ia akan berputar agak goyang dan berayun.
Untuk menghindari hal tersebut, maka kita pergunakan peluru baja yang garis tengahnya 1 5 mm yang dipasang antara lubang benda kerja dan ujung senter.Pada cara ini ujung senter dan lubang senter sebaiknya berbentuk cekung sesuai dengan bulatan peluru tersebut (lihat Gambar, 4-6)





Gambar: 4 — 6:  "Peluru baja terpasang antara lubang senter dan ujung senter bubut dalam pembubutan tirus".
Cara Membubut Tirus Dengan Menggeserkan Eretan Atas.
Pembuatan tirus dengan menggeserkan eretan atas dapat menghasilkan besar tirus yang tak terbatas (dari 0 sampai 90), tetapi pada jarak yang pendek karena panjang langkahnya terbatas. Meskipun dapat juga membuat tirus pada jarak yang panjang, tetapi caranya kurang praktis karena harus dilakukan secara bertahap. Pergantian tahap yang satu dengan tahap yang lainnya kemungkinan besar akan menghasilkan perubahan bentuk atau ukuran tirus jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati. Kekurangan lainnya ialah dengan. cara ini kita tidak dapat membubut tirus pada sesuatu lubang. Bilamana benda kerja itu ditahan oleh dua senter.
Pada cara ini eretan atas harus digeser kedudukannya dalam satuan derajat, dan pergerakannya dilakukan oleh tangan (lihat pasal "eretan atas"). Dengan cara ini kita dapat membubut tirus luar dan tirus dalam.
Perhitungan pergeseran eretan atas untuk menentukan besar derajat dalam penyayatan tirus adalah berdasarkan bagian yang tersayat dalam bentuk segitiga
( lihat Gambar: 4-7)

Gambar: 4 - 7; "Segitiga ABC - bidang sayat".
Segitiga ABC = bidang sayat. Tangens sudut = atau
Besar sudut ini dapat dilihat pada daftar apabila sisi-sisi a,b dan c sudah diketahui.
Dengan melihat Gb. 4 - 7.maka faktor-faktor tersebut di atas dapat diganti dengan:




Description: Untitled-Scanned-04


















Gambar: 4 — 8: "Eretan atas harus digeser sebanyak tg. a = dalam kesatuan derajat".
Contoh.:
Untuk membubut benda yang berukuran seperti Gambar 4 -S maka eretan atas harus digeser sebanyak:
tg α 0,0687          
Gtg a
tg α =0.0687      maka α = ± 4˚
Jadi eretan atas digeser sebanyak ±_4 derajat dari garis sumbu eretan lintang ke arah kanan.

Jika membuat tirus dengan ketirusan yang besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan dari sebelah kanan apabila benda kerja itu dipasang antara dua senter.Dalam hal ini eretan atas akan membentur kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk pembubutan yang demikian, maka letak eretan atas harus diputar kekiri dan pengerjaannyapun harus dilakukan dari kiri pula. Cara lain ialah, benda kerja itu tak dipasang antara dua senter, melainkan dijepit pada cekam dan ujung lainnya bebas. (Gambar 4-9)
Gambar: 4—9' Untuk membubut tirus yang besar dan pendek, sebaiknya ujung benda kerja
                             yang dibubut dalam keadaan bebas.
Pahat yang digunakan harus dipasang setinggi senter dan kedudukannya tegak lurus terhadap eretan atas ( berarti tegak lurus terhadap tirus yang dibubut).Langkah-langkah kerjanya ialah sebagai berikut:
a. Gerakkan eretan atas ke belakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda kerja itu panjang).
b. Putarlah eretan lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c. mesin dijalankan dan eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat menyayat benda kerja. Jika penyayatan itu tebal, keraskan mur pengikat eretan alas, agar eretan itu tidak ikut bergerak.
d. Jika pemakanan pertama sudah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat itu.
e. Tambahkan pemakanan pahat dengan memutar eretan lintang ke kanan. dan selanjutnya memutar eretan atas untuk penyayatan., berikutnya.
Demikian setcrusnya pahat itu digerakkan mundur maju sampai pada pennyayatan terakhir.
Pada taraf penyelesaian, penyayatannya harus tipis dan diusahakan agar pemutaran eretan atas itu jangan terhenti di tengah langkah penyayatan. Karena jika penyayatan itu terhenti sebelum sampai pada batas yang ditentukan,maka akan meninggalkan bekas penyayatan pada benda kerja berupa alur.
Cara membubut tirus dengan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment )
Perlengkapan tirus ini terletak pada ujung eretan lintang dan ikut bergeser dengan eretan alas. Membubut tirus dengan perlengkapan ini lebih baik daripada dengan cara menggeserkan kepala llepas tetapi panjang dan besar tirusnya terbatas.
Kebaikannya ialah:
a. Kedudukan senter bubut tidak berubah sehingga bentuk lubang senter tidak terganggu.
b. Dapat membubut tirus-luar dan tirus-dalam dengan gerakan otomatis.
Nama-nama bagian perlengkapan ini ialah:
A = batang pengantar.
B = blok pengantar
C = pembagian derajat
D = baut pengikat
E = blok penahan
F dan G = baut pengikat ( lihatGambar 4—10 )
Cara mengatur perlengkapan tirus.
Perhitungan tirus pada cara ini sama dengan perhitungan pergeseran eretan atas dalam kesatuan derajat, yaitu tg α =Besar sudut yang telah dihitung adalah menentukan kedudukan batang pengantar (Gambar 4-10). Pada ujung batang ini terdapat garis penunjuk atau tanda panah yang menunjuk kegaris-garis pembagian ukuran derajat (C). Jika besarnya sudut a telah diperoleh, maka pengaturan perlengkapan tirus adalah sebagai berikut:
a. Aturlah kedudukan eretan lintang pada kedudukan bagian yang akan dibubut.














Gambar: 4 — 10: "Perlengkapan tirus: alat untuk mengatur pembuatan tirus secara otamatis.
b. Ikatlah kedudukan blok penahan E pada alas mesin dengan mengeraskan baut F.
c. Kendurkan baut D dan aturlah batang pengantar A sehingga tanda panahnya menunjuk pada ukuran derajat yang telah ditentukan. Buat D keraskan kembali.
d. Pengikat G dikeraskan kembali.
e. Putarlah eretan lintang ke kanan untuk mengambil tebal pemakanan. Jalankan mesin, dan membubutpun dapat dimulai dengan cara otomatis.
Di waktu eretan atau pahat bergerak, maka eretan lintang akan bergerak mundur atau maju dengan sendirinya karena blok pengantar B yang bersatu dengan eretan lintang bergerak mengikuti miringnya batang pengantar A; batang peagantar itu sendiri tidak bergerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar