WEB SITE SMK AHMAD YANIWEB SITE SMK AHMAD YANIWEB SITE SMK AHMAD YANI
MEMBUBUT TIRUS
ASSALAMMUALAIKUM Wr.Wb
Tidak dapat disangka
lagi bahwa blogger sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Blogger digunakan
pada penerapan hal-hal sederhana hingga hal-hal yang kompleks dan rumit.Secara sederhana,blogger
diterapkan oleh para pelajar dan pengusaha untuk dijadikan hal yang bermanfaat
bagi kita semua.Pada permasalahan yang kompleks dan rmit ,blogger dimanfaatkan
oleh para peneliti dan para teknisi dalam melaksanakan tugas sehari-hari.Bagaimana
asyik bukan belajar melalui blogger?
Tentunya asyik bukan.
Kiranya isi sambutan
dari kami dan semoga dapat memacu semengat belajar dan meningkatkan prestasi
bagi para pemakainya.Akhir kata,Tidak ada gading yang tak retak,kritik dan
saran dari para pemakai kami sambut dengan tangan terbuka demi perbaikan
blogger kami ini.
Wassalammualaikum
Wr.Wb
MEMBUBUT TIRUS
Jika
kedua ujung suatu benda silindris mempunyai ukuran yang berbeda, maka bentuk
benda tersebut tirus. Pada alat-alat atau bagian dari suatu mesin banyak yang
berbentuk tirus, misalnya tangkai bor, tangkai rimer, lubang paksi mesin bubut,
lubang paksi mesin bor dan lain-lain. Bentuk tirus ini besar gunanya pada suatu
keperluan, di samping sebagai suatu variasi. Misalnya tirus yang terdapat pada
tangkai bor; dengan ketirusannya itu bor akan mengunci sendiri pada lubang paksi
mesin bor tanpa diikat dengan suatu pengikat. Senter kepala lepas atau senter
kepala tetap masuk ke dalam paksinya tanpa diikat atau dikunci dengan alat
apapun.
Tirus
itu banyak macamnya. Tidak semua alat yang bentuknya tirus mempunyai ketirusan
yang sama. Masing-masing mesin mempunyai standard ketirusan yang sudah
ditentukan; Misalnya tirus Morse yang terdapat pada alat-alat atau mesin bor
dan mesin bubut mempunyai ketirusan 0,625" tiap kaki. Tirus Brown and
Sharpe yang terdapat pada alat-alat dan mesin fris mempunyai ketirusan
0,5" tiap kaki. Tirus Jarno mempunyai ketirusan 0,6" tiap kaki dan
terdapat pula pada perlengkapan mesin bubut dan mesin bor.
Sebagian besar alat yang
bentuknya tirus dibuat pada mesin bubut. Pada mesin bubut dapat membuat benda kerja
yang berbentuk tirus dengan tiga cara, yaitu dengan menggeserkan kepala lepas,
menggeserkan eretan atas dan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment
) yang terdapat pada eretan lintang mesin bubut.
Cara membubut Tirus
Dengan Menggeserkan Kepala Lepas
Seperti telah diuraikan pada pasal
terdahulu, bahwa kepala lepas itu terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan
badan. Kedua bagian ini diikat oleh dua atau tiga baut pengikat dan dapat
digeser kedudukannya dengan mengeraskan salah satu baut yang letaknya di bagian
sisi kepala lepas (Gb. 4.1) Pada bagian belakang kepala lepas terdapat satu
garis lurus; garis ini merupakan pedoman dalam menentukan kedudukan kedua
bagian tersebut. Jika garis itu menunjukkan satu garis lurus, berarti kedudukan
senter kepala lepas akan segaris dengan senter kepala tetap. Pada kedudukan
yang demikian, apabila kita membubut suatu benda hasilnya akan lurus ( tidak
tirus). Baut yang dikeraskan dalam mengubah kedudukan senter itu, berarti
menarik bagian badan kepala lepas sehingga bergeser. Jarak pergeserannya dapat
kita lihat pada jarak antara garis yang terdapat pada bagian badan dan garis
pada bagian alas. Dengan bergesernya badan kepala lepas maka kedudukan senter
itupun akan berubah terhadap senter kepala tetap. Dan perbedaan kedudukan kedua
senter inilah yang menghasilkan tirus pada benda yang dibubut.
Menghitung
pergcscran kepala lepas pada cara ini kita berpedoman pada rumus.
p= (empiris)
P = Pergeseran kepala lepas
P = Panjang banda kerja
D = Diameter besar
D = Diameter kecil
T = Panjang tirus yang
dibubut.
Badan
Garis pedoman alas
Gambar: 4 - I'. Nama-nama bagian
kepala lepas.
p
Gambar: 4 - 2; Bagian yang
diarsir adalah merupakan hanyak pergeseraa kepala lepas dan selisih antara D
dan d.
Perhatikan
Gb. 4.2. Bidang ABC adalah bidang yang dibubut. DE adalah dalamnya penyayatan
pahat dan AB adalah jarak pergeseran kepala lepas.
ABC - DEF
AC : EF = AB : DE. Dalam hal ini EF disamakan dengan FD
dan sama dengan t, karena perbedaannya relatip kecil. Dengan demikian
perbandingannya menjadi.
P : p= P:
t x P = P x
Gambar: 4 -
3: "Pembuatan tims semacam ini, pergeseran Kepala
lepas hams ke arah kanan”.
Sebagai
contoh, kita lihat Gb. 4—3 ;benda tersebut berukuran D = 30 mm
d = 22 mm, t
= 100 mm dan P = 200 mm. Maka untuk
membubut benda tersebut, kepala lepas hams digeser:
Jadi pergeseran kepala lepas itu 8 mm.
Jika kita lihat bentuk tims benda tersebut, maka badan
kepala lepas harus digeser ke kanan atau menjauhi pembubut. Jarak pergeseran
itu kita ukurkan dengan mistar baja atau jangka sorong pada kedua garis yang
terdapat pada badan dan alas kepala lepas (Gambar 4—4).
Gambar: 4 — 4: "Badan
kepala lepas digeser 8 mm ke arah kanan".
Tetapi cara mengukur jarak pergeseran yang demikian masih
diragukan ketepatannya, Yang l llebih
teliti ialah dengan memutar eretan lintang dan menghitung garis-garis pengukur
tebal pemakanannya (micrometer dial).
Caranya
ialah:
a. Sebelum badan kepala lepas digeserkan,
kedudukan kedua,senter itu harus segaris.
b. Pasanglah sebatang besi segi-empat
atau bulat pada rumah-rumah pahat.
c. Putarlah eretan lintang ke kanan
sehingga ujung besi tadi hampir menyentuh paksi (spindle) kepala lepas.
d. Ambillah sehelai kertas tipis dan
tempatkan antara besi dan paksi kepala lepas.
Gambar: 4 — 5:
"Jarak antara besi dan paksi kepala lepas setebal kertas tipis”.
e. Putarlah eretan lintang itu
perlahan - lahan sambil menggerak-gerakkan kertas tadi. Jika gerakan kertas itu
sudah terasa tidak lancar ( tidak longgar dan tidak sesak), eretan lintang
jangan diputar lagi (Gambar 4 - 5).
f. Geserkan badan kepala lepas ke kanan dengan jarak 8
mm.
g.Putarlah eretan lintang ke kanan
sambil menghitung garis-garis penunjuk ukuran (micrometer dial). Andaikata
antara kedua garis itu berukuran 0,05 mm, maka jarak 8 mm tersebut dapat
dihitung dengan mudah.
h. Jika sudah sampai pada garis yang
telah diperhitungkan, periksalah jarak antara ujung besi dan paksi kepala lepas
yang telah digeserkan tadi dengan kertas dengan cara yang sama.Jika terlalu
longgar, maka badan kepala lepas digeserkan sampai berjarak setebal kertas.
Cara membubut tirus dengan
menggunakan pergeseran kepala lepas ini hendaknya benda kerja itu dipasang
antara dua senter. Jika salah satu ujungnya dijepit dengan cekam, maka ujung
yang lainnya tak dapat digeserkan, karena bagian yang dijepit itu tidak berubah
kedudukannya. Dengan cara ini kita dapat membubut tirus yang panjang tetapi
ketirusannya terbatas (kecil). Tetapi ketidak baikannya ialah, senter yang
menyangga benda kerja itu kedudukannya atau bentuk lubang senter itu akan
berubah karenanya; hal ini dapat diperiksa jika benda tersebut dipasang pada
mesin lain yang kedudukan kedua sentemya sepusat, maka ia akan berputar agak
goyang dan berayun.
Untuk menghindari hal tersebut, maka
kita pergunakan peluru baja yang garis tengahnya 1 5 mm yang dipasang antara
lubang benda kerja dan ujung senter.Pada cara ini ujung senter dan lubang
senter sebaiknya berbentuk cekung sesuai dengan bulatan peluru tersebut (lihat
Gambar, 4-6)
Gambar: 4
— 6: "Peluru baja terpasang antara
lubang senter dan ujung senter bubut dalam pembubutan tirus".
Cara Membubut Tirus Dengan Menggeserkan
Eretan Atas.
Pembuatan tirus dengan
menggeserkan eretan atas dapat menghasilkan besar tirus yang tak terbatas (dari
0 sampai 90), tetapi pada jarak yang pendek karena panjang langkahnya terbatas.
Meskipun dapat juga membuat tirus pada jarak yang panjang, tetapi caranya
kurang praktis karena harus dilakukan secara bertahap. Pergantian tahap yang
satu dengan tahap yang lainnya kemungkinan besar akan menghasilkan perubahan
bentuk atau ukuran tirus jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati.
Kekurangan lainnya ialah dengan. cara ini kita tidak dapat membubut tirus pada
sesuatu lubang. Bilamana benda kerja itu ditahan oleh dua senter.
Pada cara ini eretan
atas harus digeser kedudukannya dalam satuan derajat, dan pergerakannya
dilakukan oleh tangan (lihat pasal "eretan atas"). Dengan cara ini
kita dapat membubut tirus luar dan tirus dalam.
Perhitungan pergeseran
eretan atas untuk menentukan besar derajat dalam penyayatan tirus adalah
berdasarkan bagian yang tersayat dalam bentuk segitiga
( lihat Gambar: 4-7)
Gambar: 4
- 7; "Segitiga ABC - bidang sayat".
Segitiga ABC = bidang sayat.
Tangens sudut = atau
Besar sudut ini dapat
dilihat pada daftar apabila sisi-sisi a,b dan c sudah diketahui.
Dengan melihat Gb. 4 -
7.maka faktor-faktor tersebut di atas dapat diganti dengan:
Gambar:
4 — 8: "Eretan atas harus digeser sebanyak tg. a = dalam kesatuan
derajat".
Contoh.:
Untuk membubut benda yang berukuran
seperti Gambar 4 -S maka eretan atas harus digeser sebanyak:
tg α 0,0687
Gtg a
tg α =0.0687 maka α = ± 4˚
Jadi eretan atas digeser sebanyak ±_4
derajat dari garis sumbu eretan lintang ke arah kanan.
Jika membuat tirus
dengan ketirusan yang besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan dari sebelah
kanan apabila benda kerja itu dipasang antara dua senter.Dalam hal ini eretan
atas akan membentur kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk pembubutan
yang demikian, maka letak eretan atas harus
diputar kekiri dan pengerjaannyapun harus dilakukan dari kiri pula. Cara lain
ialah, benda kerja itu tak dipasang antara dua senter, melainkan dijepit pada
cekam dan ujung lainnya bebas. (Gambar 4-9)
Gambar:
4—9' Untuk membubut tirus yang besar dan pendek, sebaiknya ujung benda kerja
yang dibubut dalam keadaan bebas.
Pahat yang digunakan
harus dipasang setinggi senter dan kedudukannya tegak lurus terhadap eretan
atas ( berarti tegak lurus terhadap tirus yang dibubut).Langkah-langkah
kerjanya ialah sebagai berikut:
a. Gerakkan eretan atas
ke belakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda kerja itu
panjang).
b. Putarlah eretan
lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c. mesin dijalankan dan
eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat menyayat benda kerja. Jika
penyayatan itu tebal, keraskan mur pengikat eretan alas, agar eretan itu tidak
ikut bergerak.
d. Jika pemakanan
pertama sudah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat itu.
e. Tambahkan pemakanan
pahat dengan memutar eretan lintang ke kanan. dan selanjutnya memutar eretan
atas untuk penyayatan., berikutnya.
Demikian setcrusnya
pahat itu digerakkan mundur maju sampai pada pennyayatan terakhir.
Pada taraf penyelesaian,
penyayatannya harus tipis dan diusahakan agar pemutaran eretan atas itu jangan
terhenti di tengah langkah penyayatan. Karena jika penyayatan itu terhenti
sebelum sampai pada batas yang ditentukan,maka akan meninggalkan bekas
penyayatan pada benda kerja berupa alur.
Cara membubut
tirus dengan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment )
Perlengkapan tirus ini
terletak pada ujung eretan lintang dan ikut bergeser dengan eretan alas.
Membubut tirus dengan perlengkapan ini lebih baik daripada dengan cara
menggeserkan kepala llepas tetapi panjang dan besar tirusnya terbatas.
Kebaikannya ialah:
a. Kedudukan senter
bubut tidak berubah sehingga bentuk lubang senter tidak terganggu.
b. Dapat membubut
tirus-luar dan tirus-dalam dengan gerakan otomatis.
Nama-nama bagian perlengkapan ini
ialah:
A = batang pengantar.
B = blok pengantar
C = pembagian derajat
D = baut pengikat
E = blok penahan
F dan G = baut
pengikat ( lihatGambar 4—10 )
Cara
mengatur perlengkapan tirus.
Perhitungan tirus pada cara ini sama
dengan perhitungan pergeseran eretan atas dalam kesatuan derajat, yaitu tg α =Besar sudut yang telah dihitung adalah menentukan
kedudukan batang pengantar (Gambar 4-10). Pada ujung batang ini terdapat garis
penunjuk atau tanda panah yang menunjuk kegaris-garis pembagian ukuran derajat
(C). Jika besarnya sudut a telah diperoleh, maka pengaturan perlengkapan tirus
adalah sebagai berikut:
a. Aturlah kedudukan
eretan lintang pada kedudukan bagian yang akan dibubut.
Gambar: 4 —
10: "Perlengkapan tirus: alat untuk mengatur pembuatan tirus secara
otamatis.
b. Ikatlah kedudukan blok penahan E pada alas mesin
dengan mengeraskan baut F.
c. Kendurkan baut D
dan aturlah batang pengantar A sehingga tanda panahnya menunjuk pada ukuran
derajat yang telah ditentukan. Buat D keraskan kembali.
d. Pengikat G
dikeraskan kembali.
e. Putarlah eretan
lintang ke kanan untuk mengambil tebal pemakanan. Jalankan mesin, dan
membubutpun dapat dimulai dengan cara otomatis.
Di waktu eretan atau
pahat bergerak, maka eretan lintang akan bergerak mundur atau maju dengan
sendirinya karena blok pengantar B yang bersatu dengan eretan lintang bergerak
mengikuti miringnya batang pengantar A; batang peagantar itu sendiri tidak
bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar